Jumat, 02 Desember 2011

Nabi Yusuf


Yusuf  adalah  anak  kesayangan  Ya'kub.  Ia  paling  tampan  diantara  saudara-
saudaranya.  Juga  paling  patuh.  Sewaktu  kecil,  ia  bermimpi  sebelas  bintang,
bulan dan matahari bersujud kepadanya. Ya'kub melarang Yusuf menceritakan
mimpi itu pada saudaranya.

Rasa  sayang  Ya'kub  pada  Yusuf  dan  Bunyamin  -keduanya  anak  Rahiel-
membuat  iri  saudaranya.  Mereka  berkomplot  mencelakakan  Yusuf.  Sebagian
ingin  membunuh,  sebagian  lagi  ingin  membuang  jauh,  sedangkan  Yahudza  -
seorang  saudaranya  yang  sebenarnya  masih  mengasihi  Yusuf--  mengusulkan
agar  adiknya  itu  dibuang  ke  sumur.  Dengan  begitu  ia  akan  diselamatkan  dan
dibawa musafir yang selalu singgah ke sumur-sumur dalam perjalanannya.

Sepuluh  saudara  itu  mendesak  ayahnya  untuk  mengizinkan  mereka  mengajak
Yusuf  pergi.  Bunyamin  yang  masih  kecil  ditinggalkan  di  rumah.  Mereka  lalu
melaksanakan  niatnya.  Mereka  meninggalkan  Yusuf  dalam  sumur,  mengambil
bajunya  untuk dilumuri  darah domba.  Pada ayahnya, mereka menyebut  Yusuf
diterkam  binatang  liar.  Ya'kub  tahu  kebohongan  itu,  tapi  tak  dapat  berbuat
apapun. Ia lalu tenggelam dalam kesedihan panjang.


Yusuf  memang  diselamatkan  musafir  yang  menuju  Mesir.  Pada  masa  itu,
hampir  di  setiap  kota  besar  selalu  terdapat  pasar  untuk  menjual  manus ia
sebagai budak.  Yusuf pun  dijual  sebagai  budak  dengan  harga  mahal.  Ia dibeli
oleh  menteri  kerajaan  bernama  Qiftir.  Yusuf  tumbuh  sebagai  pemuda
berakhlak  teguh,  cerdas  dan  tampan.  Istri  Qiftir,  Zulaikha,  menggodanya.
Yusuf  menolak  hingga  bajunya  sobek.  Melihat  sobekan  baju  di  belakang,
kerabat Zulaikha tahu bahwa perempuan itulah yang salah.


Pergunjingan meluas.  Zulaikha mencoba  menepisnya dengan  mengundang para
wanita  terhormat  di  masyarakat  itu,  memberi  masing-masing  mereka  pisau
pengupas  buah,  dan  meminta  Yusuf  keluar  menemui  mereka.  Begitu
tercengang  mereka  melihat  Yusuf,  hingga  tanpa  terasa  tangannya  teriris
pisau.  Namun  untuk  menjaga  nama  baik  keluarga  Qiftir,  Yusuf  tetap
dijebloskan  di penjara.  Hal  yang  juga  disyukuri  Yusuf  karena  kini  ia  manusia
merdeka. Bukan lagi budak.


Di  penjara,  Yusuf  mentakwil  mimpi  dua  orang  tahanan.  Menurut  takwil  itu,
seorang  akan  dibebaskan  dan  akan  kembali  melayani  raja.  Seorang  lagi,
mantan  bendaharawan  kerajaan,  akan  dihukum  mati.  Takwil  Yusuf  ternyata
benar.  Kemampuannya  itu  tersiar,  ia  diminta  menakwil  mimpi  Raja  bahwa
"tujuh  lembu  kurus  akan  memakan  tujuh  lembu  gemuk".  Yusuf  menjelaskan
bahwa akan datang masa subur  dengan  makanan  berlimpah ruah selama tujuh
tahun, setelah itu tiba masa kemarau sepanjang tujuh tahun pula.


Lantaran  takwilnya,  Raja  mengangkat  Yusuf  untuk  menjadi  menteri  urusan
pangan  dan  ekonomi.  Ketika  masa  subur  tiba,  Kerajaan  Mesir  meminta
rakyatnya  menyimpan  gandum,  kurma  dan  makanan  lain  sebanyak-banyaknya
untuk  masa  paceklik  mendatang.  Berkat  kerja  Yusuf,  kerajaan  Mesir  tetap
berkecukupan  pangan  di  saat  kemarau  panjang  itu  tiba.  Penduduk  kelaparan
dari berbagai daerah lain berdatangan ke Mesir untuk membeli pangan dengan
sisa  kekayaan  mereka.  Tak  terkecuali  anak-anak  Ya'kub  yang  dulu
mencelakakan Yusuf.


Mereka  tak  lagi  mengenali  Yusuf.  Mereka  dibolehkan  kembali  ke  Mesir  asal
membawa  adiknya  yang  tertinggal,  Bunyamin.  Pada  Bunyamin-lah  Yusuf
mengenalkan  siapa  dirinya.  Ia  kemudian  membawa  Ya'kub  dan  seluruh
keluarganya  pindah  dari  Babilonia  ke  Mesir.  Mimpinya  sewaktu  kecil  kini
terbukti. Ia malah diangkat menjadi raja menggantikan raja terdahulu.


Masyarakat  tradisional  lebih  mengenal  Yusuf  sebagai  simbol  ketampanan.
Banyak  perempuan  hamil  membaca  surat  Yusuf  dalam  Quran  agar  anak  yang
dikandungnya  kelak  akan  tampan  bagai  Yusuf  atau  cantik.  Padahal  Yusuf  tak
sekadar  tampan.  Ia  rasul  pertama  yang  memimpin  negara.  Lebih  dari  itu,  ia
berhasil mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.


0 komentar:

Posting Komentar

Eimimo

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More