This is default featured post 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Rabu, 30 November 2011
Nabi Zulkifli
Seseorang yang telah ditentukan oleh Allah SWT untuk menjadi nabi dan rasul adalah hamba yang terbaik, sabar dan saleh. Tersebutlah nama Nabi Zulkifli ‘alaihis salam di antaranya. Ayah Nabi Zulkifli bernama Nabi Ayyub ‘alaihis salam. Ibunya bernama Rahmah. Dengan demikian, Nabi Zulkifli masih terhitung cucu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Sebetulnya nama asli Nabi Zulkifli ialah Basyar. Namun karena ia selalu mampu memegang amanat dan janji, maka dijuluki Zulkifli. Secara sederhana, Zulkifli berarti orang yang sanggup.
Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Zulkifli belum pernah berbohong kepada siapapun. Semua janji yang diucapkannya senantiasa ditepati, sehingga teman-teman dan orang-orang sangat senang kepadanya. Selain itu, ia cepat dikenal masyarakat lantaran semua tingkah lakunya mencerminkan kebaikan dan kebenaran. Sikap dan pendiriannya tidak mudah goyah. Emosinya benar-benar terkontrol secara baik. Saat ditimpa cobaan dan mendapat masalah, ia pun menerimanya secara sabar, tanpa mau mengeluh atau cerita ke orang lain. Ia lebih suka curhat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nabi Zulkifli dibesarkan di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Raja tidak suka mementingkan dirinya. Semua pikiran, tenaga dan harta kekayaannya ditumpahkan demi wilayah dan bangsa yang dicintainya. Wajar bila seluruh rakyatnya hidup makmur dalam suasana kedamaian. Sayangnya raja itu sudah sangat tua dan tidak memiliki keturunan sama sekali. Sang raja sangat bingung dan gelisah mengenai penggantinya kelak, termasuk nasib negara dan warganya.
Nabi Zulkifli Memenangkan Sayembara
Berhari-hari sang raja memikirkan persoalan tersebut. Ia pun meminta pertimbangan dan berdiskusi dengan para penasehat istana. Akhirnya ditemukan jalan keluar terbaik, yakni mengadakan sayembara terbuka. Dalam tempo cepat pengumuman sayembara sudah tersebar ke seluruh daerah kekuasaannya. Di antara materi sayembara itu ialah untuk memberi kesempatan kepada seluruh rakyatnya agar bisa memimpin negaranya. Adapun caranya, rakyat diminta hadir di halaman istana yang luas pada hari dan waktu yang telah ditentukan.
Saat yang ditunggu tiba. Sejak pagi hari rakyat berbondong-bondong datang memenuhi alun-alun istana untuk mengikuti sayembara. Nabi Zulkifli ada di antara kerumunan massa. Mereka harap-harap cemas menanti kemunculan raja di panggung utama. Beberapa dari mereka ada yang percaya diri dan yakin akan bisa duduk di atas singgasana menggantikan raja. Setelah para pengawal istana berusaha menenangkan rakyat, raja baru menampakkan diri dengan baju kebesarannya. Spontan terdengar gemuruh tepuk tangan menandai rasa hormat dan cintanya terhadap raja.
Raja berdiri di mimbar. Ia memandangi lautan manusia yang telah menyemut dan menanti pernyataannya. Rakyat terdiam, suasana hening. “Wahai seluruh rakyat yang aku cintai, seperti diketahui, kini aku sudah lanjut usia. Aku pun tidak mempunyai keturunan yang bisa meneruskan kejayaan kerajaan ini. Sementara aku tidak akan lama lagi berada di antara kalian. Sebagaimana yang berlaku selama ini, titah raja selalu dituruti dan tingkah lakunya diikuti rakyatnya. Maka dari itu, aku akan mengambil salah satu dari kalian yang terbaik. Sebagai persyaratan utama, orang yang akan menempati posisiku adalah orang yang pada siang hari melakukan puasa dan malam hari mengerjakan ibadah.” Demikian isi pidato raja dengan nada bicara yang tegas dan berwibawa.
Seusai memberikan penjelasan, raja mempersilakan rakyatnya yang merasa sanggup dengan persyaratannya agar mengangkat tangannya. Namun setelah ditunggu beberapa lama, tidak ada seorang pun yang berani mengacungkan jarinya. Bagi mereka, ketentuan itu jelas sangat berat. Tiba-tiba Nabi Zulkifli mengangkat tangan, melangkah ke hadapan raja, kemudian berkata dengan mantap tapi tetap rendah hati, “Maaf baginda, kiranya hamba sanggup menjalankan puasa pada siang hari dan mengerjakan ibadah pada malam hari.”
Semua yang hadir terkejut, tak terkecuali raja. Raja tidak yakin kepadanya mengingat usia Nabi Zulkifli masih sangat muda. Raja mengamati Nabi Zulkifli secara detail dari ujung rambut hingga ujung kaki. Nabi Zulkifli kembali menegaskan, “Wahai paduka, hamba tidak main-main dengan ucapan hamba. Apa yang paduka minta akan hamba laksanakan.” Raja terdiam sejenak, lantas memutuskan untuk mengabulkan permohonan Nabi Zulkifli. Selang beberapa menit acara sayembara usai. Rakyat membubarkan diri, pulang ke rumah masing-masing.
Nabi Zulkifli Tidak Terlena Kemewahan
Malam harinya sang raja bisa tidur tenang. Ia senang sebab sudah menemukan putra mahkota. Sejak itu Nabi Zulkifli tinggal di dalam istana menemani kegiatan-kegiatan raja. Namun, kemewahan segala fasilitas istana, kilauan permata, hamparan permadani, dan empuknya ranjang tidur tidak membuat Nabi Zulkifli lupa daratan. Ia tetap menjadi diri sendiri, hidup sederhana seperti dulu. Menjelang detik-detik mangkat, raja berpesan kepada Nabi Zulkifli agar tetap menjalankan persyaratan sepeninggalnya. Nabi Zulkifli pun bersumpah akan menjaga amanat tersebut hingga akhir hayatnya.
Kewafatan sang raja menimbulkan duka yang mendalam bagi rakyatnya, apalagi bagi Nabi Zulkifli. Mereka berduyun-duyun mengantarkan raja ke peristirahatan terakhirnya. Negeri itu dirundung masa berkabung beberapa hari. Sesuai kesepakatan, kekosongan kursi raja segera ditempati Nabi Zulkifli yang merangkap sebagai hakim. Rakyat sangat berharap pemimpin baru mereka lebih membawa kebaikan, kemakmuran dan kedamaian. Setelah menjadi raja, Nabi Zulkifli mulai mengatur jadwal berpuasa, beribadah serta melayani rakyatnya sepenuh jiwa dan raganya.
Nabi Zulkifli bekerja hampir tidak mengenal waktu, pagi, siang maupun malam. Seluruh kebutuhan dasar rakyatnya dipenuhi. Urusan-urusan mereka diselesaikannya secara baik dan adil, tanpa menimbulkan gejolak atau memunculkan konflik baru. Ia tidak mau membeda-bedakan orang yang meminta uluran tangannya. Semua diperlakukan sama dan dihadapi dengan sabar. Hasilnya, di bawah kepemimpinannya, rakyat bisa hidup senang, tenteram dan bahagia. Selain itu yang paling penting, sejak menjadi raja, Nabi Zulkifli makin bertambah besar ketakwaannya kepada Allah SWT.
Cobaan Bagi Nabi Zulkifli
Satu malam menjelang Nabi Zulkifli beranjak ke tempat tidur, pintu kamarnya diketuk seorang pembantu istana. Menurut pembantunya, seorang warga datang untuk meminta bantuan Nabi Zulkifli. Nabi Zulkifli kemudian menemuinya dengan sikap ramah. Warga itu segera mengadukan persoalannya sembari menundukkan wajahnya. Ia mengaku baru dirampok di tengah perjalanan. Harta bendanya ludes dirampas orang lain. Nabi Zulkifli mendengarkan penuturannya dengan penuh kesabaran.
Setelah menyimak apa yang disampaikan warga itu, Nabi Zulkifli merasa ada yang ganjil. Sebab, lokasi yang diduga tempat berlangsungnya peristiwa perampokan sesungguhnya kawasan yang aman. Apalagi, di wilayah negerinya selama ini tidak pernah ada tindak kejahatan. Nabi Zulkifli lantas bertanya siapa sebenarnya tamu ini. Warga yang mengaku telah dirampok itu membuka identitas diri bahwa sesungguhnya ia iblis yang menyerupai manusia. Tujuan kedatangannya hanya ingin menguji dan membuktikan kesabaran, kebaikan dan kesalehan Nabi Zulkifli. Tidak sampai lima menit, iblis itu pun cepat-cepat menghilang dari hadapan Nabi Zulkifli.
Lain waktu Nabi Zulkifli mendapat cobaan. Sekelompok orang yang durhaka kepada Allah SWT membuat ulah di dalam negerinya. Nabi Zulkifli memerintahkan pasukan dan rakyatnya supaya memerangi mereka. Namun, mereka tidak mau mengikuti perintahnya. Alasannya, mereka takut mati akibat peperangan itu. Mereka malah meminta jaminan kepada Nabi Zulkifli agar tidak tewas meski ikut berperang. Nabi Zulkifli tidak marah melihat sikap mereka. Ia segera bermunajat kepada Allah SWT. Akhirnya, dalam peperangan itu mereka memperoleh kemenangan dan tidak satu pun dari mereka yang gugur.
Nabi Daud
Daud lahir di Betlehem-Palestina saat kaumnya, Yahudi, mengalami krisis
kepemimpinan. Ia keturunan Yahudza, salah seorang anak Nabi Yakub. Saat
itu kekuasaan berada di tangan Jalut (Goliath) -pemimpin bangsa Palestina
yang digambarkan memiliki sosok tubuh tinggi besar. Pada masa tersebut,
bangsa Palestina tidak menuhankan Allah seperti yang diajarkan Musa dan
para rasul terdahulu.
Kegelisahan kaum Yahudi memuncak karena "tabut" milik mereka hilang.
Tabut adalah kotak berisi kitab Taur at yang menjadi simbol kepemimpinan
Yahudi. Pemuka masyarakat setempat, Samuel, meyakinkan kaumnya bahwa
"tabut" itu akan kembali dan agar mereka mengangkat Thalut menjadi raja.
Thalut seorang Yahudi biasa dan sangat sederhana. Kaum Yahudi sempat
menolak usulan Samuel, namun akhirnya mereka menyepakatinya.
Bagi bangsa Palestina, pengangkatan Thalut sebagai raja bagai sebuah
pemberontakan. Perang pun terjadi. Jalut memimpin sendiri pasukannya. Di
pihak Yahudi, Daud yang masih remaja ikut bertempur bersama dua kakaknya.
Dengan mengandalkan kecerdikan, Daud bahkan mampu membunuh Jalut. Ia
diyakini menggunakan semacam ketapel sebagai senjata.
Daud lalu diangkat menjadi Panglima Perang Israel, dan dinikahkan dengan
putri Thalut. Popularitasnya di kalangan rakyat pun melesat yang
memunculkan rasa iri pada Thalut serta anak-anak lelakinya. Beberapa kali
upaya pembunuhan dilakukan, namun gagal. Pada saat yang sama, bangsa
Palestina juga terus berupaya untuk kembali merebut kekuasaan. Thalut
disebutkan tewas bunuh diri di pertempuran itu. Daud tampil menjadi raja.
Melalui perang, ia mengalahkan saudara iparnya yang juga mengincar posisi
itu.
Sebagaimana Yusuf, Daud adalah rasul yang juga menjadi penguasa. Di
masanya, kerajaan tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur. Daud juga
dikenal sebagai pemimpin yang adil. Ia mengembangkan sistem hukum sebagai
pijakan bermasyarakat. Dalam pemerintahannya, ilmu metalurgi -ilmu tentang
logam-juga berkembang pesat.
Sejak itu, masyarakat Yahudi menjadikan Daud sebagai idola mereka hingga
sekarang. Daud menjadi simbol bahwa kecerdikan (Yahudi) akan mengalahkan
kekuatan apapun. Lambang kerajaan Daud, bintang bersudut enam, kini
dijadikan lambang dan bendera Israel.
Beberapa kisah juga dikaitkan dengan Daud. Di antaranya adalah bencana
yang menimpa masyarakat nelayan Ailah. Konon Daud telah memperingatkan
mereka untuk tidak menangkap ikan di hari Sabtu. Hari itu adalah hari
ibadah. Namun mereka melanggar hingga terjadi bencana reruntuhan -
mungkin gempa-yang menewaskan seluruh penduduk.
Pertempuran pasukan Thalut dan Jalut yang menjadikan Daud pahlawan itu
tampaknya merupakan perang pertama bangsa Yahudi dan Palestina yang
terkisahkan. Pertikaian yang terus berlarut hingga sekarang. Hanya posisinya
yang bertolak belakang. Dulu kalangan Yahudi yang umumnya memegang
ajaran untuk mengesakan Allah, sekarang bangsa Palestina
Nabi Sulaiman
Sulaiman adalah salah seorang putra Daud. Di antara para saudaranya, ia
nampak paling menonjol. Dalam usia muda, ia telah memberi saran terhadap
ayahnya menyangkut persoalan masyarakat. Maka dialah yang ditunjuk
menjadi raja untuk menggantikan sang ayah.
Banyak kisah tentang Sulaiman yang selama berabad-abad terus menjadi
misteri ilmu pengetahuan. Di antaranya adalah kemampuannya untuk
berbicara dengan hewan. Disebutkan bahwa suatu saat ia mendengar
percakapan semut. Yakni ketika pemimpin semut memberi tahu semut-semut
lainnya untuk menghindar agar tidak terinjak-injak Sulaiman dan pasukannya
yang akan lewat.
Kekuasaan Sulaiman bahkan disebut mencakup masyarakat jin. Tentu saja ia
berkomunikasi dengan baik dengan mereka. Ada satu masa, Sulaiman harus
tergusur untuk meninggalkan istana. Kewibawaannya runtuh. Saat itu, satu jin
menyamar menjadi dirinya dan duduk di singgasana. Sulaiman berhasil
mengatasi masa sulit itu setelah berdoa. Ia juga disebut mengajak istrinya
yang sempat menyembah berhala untuk kembali bertobat.
Kisah paling populer mengenai hubungan Sulaiman dengan binatang adalah
menyangkut burung Hudhud. Konon, suatu hari Sulaiman mengumpulkan
pasukannya baik manusia, jin maupun binatang. Hudhud terlambat datang.
Ketika Sulaiman menegurnya, burung itu beralasan bahwa dirinya baru ke
negeri Saba, yang kini berada di sekitar wilayah Yaman. Hudhud juga
mengabarkan bahwa Saba adalah negeri makmur yang diperintah seorang ratu
cantik, Bilqis.
Sulaiman menugaskan burung itu untuk membawa surat kepada Bilqis. Isinya
seruan untuk takluk dan mengikuti jalan ketuhanan yang ditempuh Sulaiman.
Semula Bilqis menolak. Ia pun mengirim utusan yang membawa hadiah bagi
Sulaiman. Namun Sulaiman meminta utusan itu membawa kembali hadiahnya.
Penasaran dengan cerita kejayaan kerajaan Sulaiman, Bilqis pun bermaksud
mengunjungi kerajaan Bani Israel itu.
Mengetahui rencana kunjungan itu, Sulaiman bermaksud membuat kejutan. Ia
membuka sayembara untuk memindahkan singgasana -atau kursi kebesaran-
Ratu Bilqis ke istananya. Jin yang disebut bernama Ifrit menawarkan diri
melakukan tugas itu. Jin itu dikalahkan manusia. Seorang alim mampu
memindahkan singgasana tersebut dalam sekejap mata.
Selama berabad-abad kisah ini dianggap hanya sebagai mukjizat yang tidak
dapat dijelaskan secara ilmu pengetahuan. Sekarang Teori Relativitas
Einstein dapat menjelaskan kejadian tersebut: suatu benda atau materi dapat
berpindah pada kecepatan cahaya (sekitar 300.000 km/detik yang dapat
diartikan sebagai "sekejap mata") dalam wujud enerji. Jarak ribuan kilometer
dan hambatan tembok, misalnya, bisa tak berarti apa-apa bagi enerji itu.
Teori ini pula yang menjelaskan fenomena Isra Mi'raj Muhammad yang
diperdebatkan bangsa Arab masa itu.
Maka, Bilqis tiba di Istana Sulaiman dengan terkejut. Kemegahan istana
tersebut tercermin pada kilau lantainya yang membuat Bilqis terperangah. Ia
mengangkat kain panjangnya, menyangka kilau itu adal;ah air. Di kemudian
waktu, Bilqis pun menikah dengan Sulaiman. Ia mengikuti ajaran suaminya
serta menyatukan kerajaannya dengan kerajaan Sulaiman.
Sulaiman disebutkan menjalani masa tuanya untuk agama. Quran
menyebutkan, Sulaiman meninggal dalam keadaan berdiri bertelekan tongkat.
Tak ada satupun jin dan manusia yang mengetahui kematian itu sampai rayap
menggerogoti tongkat itu dan Sulaiman tersungkur. Salah satu peninggalan
Sulaiman adalah Masjid Al-Aqsha yang menjadi pusat Jerusalem atau
Darussalam yang diperebutkan Palestina dan Israel.
Nabi Ilyasa
Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan dakwah setelah Nabi Ilyas wafat. Karenanya dalam berdakwah ia berpegang pada syari'at dan metode nabi Ilyas. Al Qur'an tidak menguraikan tentang Nabi Ilyasa. Hanya dijelaskan.
"Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik."(Q.S. Shaad : 48)
Nabi ini termasuk hamba Allah yang terbaik. Konon nabi inilah yang disebut dalam kitab Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang yang telah mati.
Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania.
Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan.
Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan.
Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa
"Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik."(Q.S. Shaad : 48)
Nabi ini termasuk hamba Allah yang terbaik. Konon nabi inilah yang disebut dalam kitab Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang yang telah mati.
Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania.
Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan.
Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan.
Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa
Nabi Ilyas
Ilyas adalah salah seorang nabi dari kalangan Bani Israel. Ia adalah keturunan
Harun, dan membimbing kaumnya di lembah timur Sungai Yordan. Saat itu
masyarakatnya telah meninggalkan agama, dan kembali menyembah patung
secara tidak rasional. Mereka menamai patung itu Ba'al, sehingga tempat
tinggalnya dinamai Ba'labak.
Ilyas menyeru masyarakatnya untuk meninggalkan berhala tersebut. Namun
mereka mengabaikannya. Secara arogan mereka malah menantang agar Tuhan
yang disembah Ilyas menurunkan bencana kekeringan. Benar, kekeringan pun
mendera masyarakat setempat. Kelaparan terjadi di mana-mana. Ilyas saat
itu tetap mempunyai makanan dan minuman berkecukupan.
Alih-alih menyadari kekeliruan, mereka malah mengejar Ilyas. Nyaris Ilyas
tertangkap, namun ia selamat setelah bersembunyi di rumah seorang pemuda,
Ilyasa, yang kelak juga akan menjadi rasul. Baru beberapa tahun kemudian,
Ilyas berhasil menyakinkan warganya. Jika menghendaki kemakmuran,
masyarakat agar meninggalkan berhala tersebut dan hanya menuhankan Sang
Pencipta. Masyarakat pun mengikuti seruan tersebut. Kemakmuran pun
mendatangi masyarakat setempat.
Kisah ini mengajarkan bahwa kesuksesan dan kemakmuran dunia-akhirat akan
terwujud bila masyarakat benar-benar menuhankan Allah Sang Pencipta,
serta meninggalkan 'berhala' apapun. Padahal manusia sekarang cenderung
menjadikan berbagai hal seperti karir, kekayaan materi, hingga popularitas
sebagai berhala
Nabi Yunus
Yunus lahir dan besar di Syam. Ia kemudian berdakwa di Ninawa, tempat yang
diyakini sekarang berada di dekat Mausul-Irak. Kehadiran Yunus tak
mendapatkan sambutan baik masyarakat setempat. Selama lebih tiga puluh
tahun menyeru kebaikan, dia hanya memperoleh dari dua orang. Rubil dan
Tanukh. Nyaris Yunus putus asa. Allah pun meminta Yunus untuk berdakwah
lagi selama 40 hari.
Tak ada perubahan yang terjadi. Maka Yunus memutuskan untuk pergi.
Sepeninggal Yunus, awan hitam pun menggantung. Suara gemuruh
menggelegar. Kaum bencana awan panas serta petir yang menimpa kaum
Madyan di masa Syuaib mungkin telah sampai pada mereka. Seluruh penduduk
pun berkumpul di tanah lapang menyatakan taubatnya secara sungguh.
Perlahan gumpalan awan itupun menipis hingga sirna.
Warga Ninawa berusaha mencari Yunus kembali. Yunus, yang tak tahu
pertaubatan itu malah pergi menghindar lantaran khawatir dibunuh. Ia
kemudian menumpang sebuah kapal. Di tengah perairan, kapal pun diguncang
topan. Keyakinan masa itu, badai datang karena para penumpang kapal penuh
dosa. Untuk meredakan badai harus dilakukan pengorbanan. Yunus terpilih
untuk dikorbankan setelah diundi tiga kali.
Yunus dilemparkan ke laut. Tubuhnya ditemukan kembali dalam perut ikan
yang terdampar di pantai. Atas kuasa Allah, Yunus ternyata masih hidup.
Setelah sembuh, ia kembali berdakwah di masyarakat Ninawa yang kali ini
menyambutnya dengan sangat baik.
Besar kemungkinan peristiwa itu terjadi di Laut Hitam. Sedangkan ikan
penelan Yunus yang paling mungkin adalah paus. Kisah Yunus mengajarkan
bahwa kebesaran Allah tak mungkin sepenuhnya terjangkau oleh perhitungan
biasa manusia. Juga bahwa ketekunan (berdakwah) pada akhirnya akan berbuah.
Nabi Zakaria
untuk menjaga Baitul Maqdis -rumah ibadah peninggalan Sulaiman di |
Yerusalem. Ia terus menyeru kaum kerabatnya, orang-orang Yahudi, yang |
telah meninggalkan ajaran para nabi terdahulu untuk kembali ke ajaran yang |
benar. Namun ajakannya tak banyak diikuti kaumnya sampai Zakaria berusia |
lanjut. |
Hingga saat itu, Zakaria belum punya anak yang sangat ia dambakan. Ia |
kemudian mengangkat Maryam, anak seorang salih bernama Imran. Imran |
adalah kakak Isya, dengan demikian Maryam juga keponakan istri Zakaria. |
Imran dibunuh oleh orang Yahudi lainnya. Maryam yang masih bocah pun |
diperebutkan banyak keluarga untuk dipungut sebagai anak. Zakaria berhasil |
mendapatkan Maryam setelah memenangkan undian. |
Oleh Zakaria, Maryam dibangunkan kamar di Baitul Maqdis. Di sanalah |
Maryam tinggal dan bermunajat kepada Allah. Kegiatan sehari-hari Maryam |
mendapati buah-buahan di luar musimnya berada di kamar Maryam. Maryam
menyatakan pada Zakaria bahwa buah-buahan itu berasal dari Allah.
Zakaria terus berdoa agar dikaruniai keturunan. Allah mengabulkan doa
tersebut, dan mengabarkan akan memberi Zakaria seorang anak. Zakaria
sempat terkejut. Bagaimana mungkin ia dan istrinya yang sudah sangat tua
dapat dikaruniai anak. Ketika itu diperkirakan Zakaria telah berusia lebih dari
100 tahun. Akhirnya keluarga Zakaria memang dikarunia keturunan yang akan
melanjutkan tugas dakwahnya, yakni Yahya.
Nabi Yahya
Yahya adalah putra Zakaria. Ia melanjutkan tugasnya ayahnya menjadi
pemimpin keagamaan di lingkungan masyarakat Yahudi di Tanah Palestina itu.
Saat itu, seluruh wilayah Palestina berada di tangan kekuasaan Romawi.
Penguasa Palestina adalah Herodes.
Perselisihan antar Yahya dan Herodes akhirnya tak terhindarkan. Puncaknya
adalah ketika Herodes hendak mengawini seorang kemenakannya, Herodia.
Saat itu Yahya tegas menyampaikan prinsip bahwa perkawinan antara seorang
paman dengan gadis kemenakannya sendiri adalah terlarang menurut agama.
Yahya menyeru agar perkawinan tersebut dibatalkan.
Seruan Yahya mengundang kemarahan Herodes. Ia lalu menugaskan
pasukannya untuk membunuh Yahya. Yahya wafat secara mulia. Dikisahkan
pula bahwa Herodes dan Herodia kemudian meninggal karena tertimpa
bencana longsor.
Kebenaran memang harus ditegakkan dengan resiko apapun. Yahya telah
memberi teladan untuk itu.
Senin, 28 November 2011
Ke 25 Nama Nabi
Berikut adalah nama2 Nabi yang wajib kita ketahui..walaupun sbenarnya nabi itu banyak,lebih dari 25..
tp yang perlu kita ketahui berdasrkan islam hanya 25 nabi,,
1. Adam AS.
2. Idris AS.
3. Nuh AS.
4. Hud AS.
5. Soleh AS.
6. Ibrahim AS.
7. Luth AS.
8. Ismail AS.
9. Ishak AS.
10. Yakub AS.
11. Yusuf AS.
12. Ayub AS.
13. Sueb AS.
14. Musa AS.
15. Harun AS.
16. Zulkifli AS.
17. Daud AS.
18. Sulaiman AS.
19. Ilyas AS.
20. Ilyasa AS.
21. Yunus AS.
22. Zakaria AS.
23. Yahya AS.
24. Isa AS.
25. Muhammad SAW.
Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi atau nabi/rasul yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan kenabiannya :
1. Nuh AS.
2. Ibrahim AS.
3. Musa AS.
4. Isa AS.
5. Muhammad SAW.
Kisah Nabi Isa
Di dalam al-Qur'an, Nabi Isa disebut dengan empat panggilan iaitu Isa, Isa putera Mariam, putera Mariam, dan al-Masih.
Ibunya seorang yang sangat dimuliakan Allah. Dia memilihnya di atas semua perempuan di semua alam. Firman-Nya,
"Dan ketika malaikat-malaikat berkata, 'Wahai Mariam, Allah memilih kamu, dan membersihkan kamu, dan Dia memilih kamu di atas semua perempuan di semua alam'" (3:42).
Mariam, ibu Nabi Isa, telah menempuh satu ujian yang amat berat daripada Allah. Dia dipilih untuk melahirkan seorang Nabi dengan tanpa disentuh oleh seseorang lelaki. Dia adalah seorang perempuan yang suci.
Kelahiran
Kelahiran Nabi Isa merupakan suatu mukjizat kerana dilahirkan tanpa bapa. Kisahnya diceritakan di dalam al-Qur'an. Di sini, ceritanya bermula dari kunjungan malaikat kepada Mariam atas perintah Allah. Ketika itu, malaikat menyerupai manusia dengan tanpa cacat. Kemunculan malaikat membuat Mariam menjadi takut lalu berkata,
"Aku berlindung pada Yang Pemurah daripada kamu, jika kamu bertakwa (takut kepada Tuhan)!'
Dia (malaikat) berkata, 'Aku hanyalah seorang rasul yang datang daripada Pemelihara kamu, untuk memberi kamu seorang anak lelaki yang suci.'" (19:18-19)
Pada ayat yang lain, diceritakan bahawa malaikat yang datang itu telah memberi nama kepada putera yang bakal dilahirkan. Nama itu diberi oleh Allah, dan dia (Isa) akan menjadi terhormat di dunia dan akhirat sambil berkedudukan dekat dengan Tuhan. Ayatnya berbunyi:
"Wahai Mariam, Allah menyampaikan kepada kamu berita gembira dengan satu Kata daripada-Nya, yang namanya al-Masih, Isa putera Mariam, terhormat di dunia dan di akhirat, daripada orang-orang yang didekatkan." (3:45)
Kemudian Mariam bertanya,
"Bagaimanakah aku akan ada seorang anak lelaki sedang tiada seorang manusia pun menyentuhku, dan bukan juga aku seorang jalang?" (19:20)
Malaikat menjawab,
"Dia (Allah) berkata, 'Begitulah; Pemelihara kamu telah berkata, 'Itu mudah bagi-Ku; dan supaya Kami membuat dia satu ayat (tanda) bagi manusia, dan satu pengasihan daripada Kami; ia adalah perkara yang telah ditentukan'" (19:21).
Maka lahirlah Isa putera Mariam lebih enam ratus tahun sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Allah membuat Nabi Isa dan ibunya satu ayat (tanda) bagi manusia, iaitu tanda untuk menunjukkan kebesaran-Nya (23:50).
Allah juga menyatakan bahawa Nabi Isa adalah seperti Adam, walaupun Adam diwujudkan tanpa ibu dan bapa. Kesamaan mereka berdua adalah pada ciptaan. Kedua-duanya dicipta daripada tanah (3:59). Itu menunjukkan mereka adalah manusia biasa, kerana manusia dicipta daripada tanah.
Kerasulan dan Kenabian
Isa adalah seorang Nabi dan juga seorang Rasul. Baginda dan beberapa orang rasul telah dilebihkan Allah daripada rasul-rasul lain. Ada yang Dia berkata-kata kepadanya, ada yang Dia menaikkan darjat, dan bagi Isa, Dia memberi bukti-bukti yang jelas serta mengukuhkannya dengan Roh Suci. Firman-Nya:
"Dan rasul-rasul itu, sebahagian Kami melebihkan di atas sebahagian yang lain. Sebahagian ada yang kepadanya Allah berkata-kata, dan sebahagian Dia menaikkan darjat. Dan Kami memberikan Isa putera Mariam bukti-bukti yang jelas, dan Kami mengukuhkan dia dengan Roh Qudus (Suci)." (2:253)
Namun begitu, manusia dilarang oleh Allah untuk membeza-bezakan antara para rasul dan Nabi. Larangan itu berbunyi,
"Katakanlah, 'Kami percaya kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, dan Ismail, dan Ishak, dan Yaakub, dan puak-puak, dan apa yang diberi kepada Musa, dan Isa, dan apa yang diberi kepada Nabi-Nabi daripada Pemelihara mereka. Kami tidak membeza-bezakan seorang pun antara mereka, dan kepada-Nya kami muslim.'" (2:136)
Akibat membeza-bezakan Nabi atau Rasul dapat dilihat pada hari ini, iaitu Nabi Isa dipercayai oleh sesetengah pihak sebagai Tuhan atau anak Tuhan, dan Nabi Muhammad, dianggap macam Tuhan, yang berhak membuat hukum agama.
Ajaran
Oleh kerana Isa seorang Nabi baginda diberi sebuah Kitab, Injil, yang mengandungi petunjuk dan cahaya untuk menjadi pegangan Bani Israil. Selain menyuruh Bani Israil menyembah Allah dengan mentaati Injil, baginda mengesahkan kitab Taurat yang diturunkan sebelumnya. Dua firman Allah menjelaskannya di sini, berbunyi:
"Dan Kami mengutus, menyusuli jejak-jejak mereka, Isa putera Mariam, dengan mengesahkan Taurat yang sebelumnya; dan Kami memberinya Injil, di dalamnya petunjuk dan cahaya," (5:46) dan,
"Aku (Isa) hanya mengatakan kepada mereka apa yang Engkau memerintahkan aku dengannya: 'Sembahlah Allah, Pemelihara aku dan Pemelihara kamu.'" (5:117)
Turut disebut di dalam Injil (dan Taurat) ialah berita mengenai kedatangan seorang Nabi berbangsa Arab, atau ummiy (7:157), dan janji dikurniakan Taman atau Syurga bagi orang-orang yang berperang di jalan Allah (9:111). Janji itu juga didapati di dalam Taurat dan al-Qur'an.
Ketika baginda diutus, manusia sedang berselisih dalam hal agama. Maka kedatangannya adalah juga untuk memperjelaskan apa yang diperselisihkan. Firman Allah:
"dia (Isa) berkata, 'Aku datang kepada kamu dengan kebijaksanaan, dan supaya aku memperjelaskan kepada kamu sebahagian apa yang dalamnya kamu memperselisihkan; maka kamu takutilah Allah, dan taatlah kepadaku.'" (43:63)
Baginda juga memberitahu tentang kedatangan seorang rasul selepas baginda, yang namanya akan dipuji. Ayat yang mengisahkannya berbunyi:
"Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku (Isa) rasul Allah kepada kamu, mengesahkan Taurat yang sebelum aku, dan memberi berita gembira dengan seorang rasul yang akan datang selepas aku, namanya ahmad (dipuji).” (61:6)
Pengikut setia
Seperti Nabi atau Rasul yang lain, baginda mempunyai pengikut-pengikut yang setia dan juga yang tidak setia atau yang menentang. Pengikut-pengikutnya yang setia percaya kepada Allah dan kepadanya. Mereka adalah muslim. Firman Allah:
"Dan ketika Aku mewahyukan pengikut-pengikut yang setia, 'Percayalah kepada-Ku, dan rasul-Ku'; mereka berkata, 'Kami percaya, dan saksilah Engkau akan kemusliman kami.'" (5:111)
Pengikut-pengikut yang setia pula menjadi penolong-penolong, bukan baginya tetapi bagi Allah. Firman-Nya:
"Berkatalah pengikut-pengikutnya yang setia, 'Kami akan menjadi penolong-penolong Allah; kami percaya kepada Allah, dan saksilah kamu akan kemusliman kami.'" (3:52)
Begitu juga bagi pengikut-pengikut setia Nabi-Nabi lain, termasuk Muhammad. Semuanya menjadi penolong-penolong Allah, untuk melaksana dan menyampaikan mesej-Nya. Firman Allah:
"Wahai orang-orang yang percaya, jadilah kamu penolong-penolong Allah, sebagaimana Isa putera Mariam berkata kepada pengikut-pengikut yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolong aku bagi Allah?' Pengikut-pengikut yang setia berkata, 'Kami akan menjadi penolong-penolong Allah.'" (61:14)
Walau bagaimana pun, pengikut-pengikut Nabi Isa yang setia memerlukan bukti selanjut untuk megesahkan kebenarannya dan supaya hati mereka menjadi tenteram. Untuk itu mereka memohon sebuah meja hidangan dari langit. Kisahnya berbunyi begini:
"Dan apabila pengikut-pengikut yang setia berkata, 'Wahai Isa putera Mariam, bolehkah Pemelihara kamu menurunkan kepada kami sebuah meja hidangan dari langit?'
Dia (Isa) berkata, 'Kamu takutilah Allah, jika kamu orang-orang mukmin.'
Mereka berkata, 'Kami menghendaki untuk memakan daripadanya, dan hati kami menjadi tenteram, supaya kami mengetahui bahawa kamu berkata benar kepada kami, dan supaya kami adalah antara para saksinya.'" (5:112-113)
Justeru itu, Isa memohon kepada Allah,
"Ya Allah, Pemelihara kami, turunkanlah kepada kami sebuah meja hidangan dari langit, yang akan menjadi bagi kami satu perayaan, yang pertama dan yang akhir bagi kami, dan satu ayat (tanda) daripada Engkau. Dan berilah rezeki untuk kami; Engkau yang terbaik daripada pemberi-pemberi rezeki." (5:114)
Allah mengabulkan permintaannya. Lantas, meja hidangan yang turun menjadi satu lagi mukjizat bagi Nabi Isa. Dan ia juga menjadi nama sebuah surah di dalam al-Qur'an, iaitu surah kelima, al-Maidah.
Mukjizat
Selain daripada kelahiran yang luar biasa dan meja hidangan, Nabi Isa telah dikurniakan dengan beberapa mukjizat lain. Ayat berikut menjelaskannya:
"Ketika Allah berkata, 'Wahai Isa putera Mariam, ingatlah akan rahmat-Ku ke atas kamu, dan ke atas ibu kamu, apabila Aku mengukuhkan kamu dengan Roh Qudus (Suci), untuk berkata-kata kepada manusia di dalam buaian dan setelah dewasa ..... dan apabila kamu mencipta daripada tanah liat, dengan izin-Ku, yang seperti bentuk burung, dan kamu menghembuskan ke dalamnya, lalu jadilah ia seekor burung, dengan izin-Ku, dan kamu menyembuhkan orang buta, dan orang sakit kusta, dengan izin-Ku, dan kamu mengeluarkan orang yang mati, dengan izin-Ku' ..... lalu orang-orang yang tidak percaya antara mereka berkata, 'Tiadalah ini, melainkan sihir yang nyata.'" (5:110)
Walaupun Nabi Muhammad hanya diberi satu mukjizat, manusia ditegah daripada berkata bahawa Nabi Isa adalah lebih mulia daripada Nabi Muhammad. Kerana, seperti yang sudah maklum, amalan membeza-beza para Nabi dan Rasul dilarang Allah.
Wafat
Tidak seperti kepercayaan sesetengah orang iaitu Nabi Isa tidak wafat semasa disalib tetapi diangkat naik ke langit. Sebenarnya, Nabi Isa telah wafat di bumi, namun bukan disalib. Baginda telah wafat selepas peristiwa penyaliban ke atasnya di sebuah tempat lain yang tidak diceritakan di dalam al-Qur'an. Besar kemungkinan baginda telah melarikan diri dari tempat baginda dijatuhkan hukum.
Bukti yang menunjukkan baginda telah wafat di bumi terdapat pada ayat-ayat berikut:
"Apabila Allah berkata, 'Wahai Isa, Aku akan mematikan kamu, dan menaikkan kamu kepada-Ku, dan Aku membersihkan kamu daripada orang-orang yang tidak percaya .....'" (3:55)
"Dan aku (Isa) seorang saksi ke atas mereka selama aku di kalangan mereka; tetapi setelah Engkau mematikan aku, Engkau Sendiri adalah penjaga ke atas mereka; Engkau saksi atas segala sesuatu." (5:117)
Akan tetapi, sebahagian daripada kaum Bani Israil mengatakan bahawa mereka telah membunuhnya disalib. Allah mengatakan yang sebaliknya pula. Apa yang berlaku hanya satu kesamaan sahaja. Firman-Nya:
"ucapan mereka, 'Kami telah membunuh al-Masih, Isa putera Mariam, rasul Allah.' Tetapi mereka tidak membunuhnya, dan tidak juga menyalibnya, tetapi hanya satu kesamaan yang ditunjukkan kepada mereka. Orang-orang yang berselisih mengenainya benar-benar dalam keraguan terhadapnya; mereka tidak ada pengetahuan mengenainya, kecuali mengikuti sangkaan; mereka tidak membunuhnya, yakinlah." (4:157)
Telah wujud lagi kepercayaan terhadap Nabi Isa yang tidak disahkan Allah di dalam al-Qur'an, iaitu baginda akan muncul lagi di bumi buat kali kedua. Itu tidak benar.
Terpesona
Setelah Isa wafat, beberapa perkara telah berlaku. Pertama, orang-orang yang mengaku pengikut baginda telah menubuhkan sistem berahib, atau berpaderi, atau sistem berulama dalam agama. Sistem itu tidak dianjurkan oleh Allah. Firman-Nya:
"Dan rahbaniyah (sistem berahib) yang mereka reka - Kami tidak menuliskan (menetapkan) untuk mereka" (57:27).
Kemudian, antara mereka bersetuju untuk mengangkat Nabi Isa sebagai Tuhan atau anak Tuhan, mungkin kerana kelahiran yang luar biasa dan mukjizat-mukjizatnya. Mereka yang berbuat demikian telah terpesona dalam kepercayaan lalu menjadi kafir. Firman-Nya:
"Merekalah orang-orang yang tidak percaya (kafir), yang berkata, 'Sesungguhnya Allah, Dia ialah al-Masih putera Mariam'" (5:17), dan
"orang-orang Kristian berkata, 'Al-Masih ialah putera Allah.' Itu adalah ucapan daripada mulut mereka, menurut ucapan orang-orang yang tidak percaya sebelum mereka. Allah memerangi mereka! Bagaimanakah mereka dipalingkan?" (9:30)
Satu bukti telah didatangkan Allah untuk menunjukkan kepalsuan kepercayaan mereka. Buktinya adalah pada amalan memakan makanan, berbunyi:
"Al-Masih, putera Mariam, hanyalah seorang rasul; rasul-rasul sebelum dia telah berlalu. Ibunya seorang wanita yang benar; mereka berdua makan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami memperjelaskan ayat-ayat kepada mereka, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling." (5:75)
Nabi Isa dan ibunya makan makanan. Tetapi Tuhan tidak makan. Kalau Dia makan tentu Dia mempunyai sebuah "pintu kecil" untuk mengeluarkan makanan yang tidak diperlukan lagi. Tuhan tidak ada pintu tersebut seperti yang terdapat di bahagian belakang badan manusia atau hewan.
Sekiranya hujah itu disampaikan kepada orang-orang yang mempercayai Nabi Isa itu Tuhan atau anak-Nya, tentu mereka akan berpaling juga dan tetap dengan kepercayaan mereka. Begitulah manusia dengan kepercayaan agamanya. Mereka lupa menggunakan akal.
Akhirat
Kepercayaan serupa itu sungguh berat di sisi Allah sehingga Nabi Isa akan ditanya di akhirat. Baginda akan ditanya sama ada baginda telah menyatakan bahawa baginda dan ibunya adalah tuhan-tuhan selain daripada Allah. Pertanyaan-Nya berbunyi:
"Wahai Isa putera Mariam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, 'Ambillah aku dan ibuku sebagai tuhan-tuhan selain daripada Allah'?" (5:116)
Nabi Isa akan menjawab:
"Kepada Engkau sanjungan! Tiadalah bagiku untukku mengatakan apa yang aku tiada hak dengannya. Jika aku mengatakannya, Engkau mengetahuinya, dengan mengetahui apa yang di dalam jiwaku, dan aku tidak mengetahui apa yang di dalam jiwa Engkau; sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui yang ghaib." (5:116)
Jawabannya bersambung lagi:
"Aku hanya mengatakan kepada mereka apa yang Engkau memerintahkan aku dengannya: 'Sembahlah Allah, Pemelihara aku dan Pemelihara kamu.' Dan aku seorang saksi ke atas mereka selama aku di kalangan mereka; tetapi setelah Engkau mematikan aku, Engkau Sendiri adalah penjaga ke atas mereka; Engkau saksi atas segala sesuatu." (5:117)
Nabi Muhammad juga akan ditanya di akhirat atas sesuatu yang amat berat juga. Baginda ditanya mengenai sambutan kaumnya terhadap al-Qur'an. Jawapan baginda berbunyi:
"Wahai Pemeliharaku, sesungguhnya kaumku mengambil al-Qur'an ini sebagai suatu yang tidak dipedulikan." (25:30)
Itulah yang berlaku pada hari ini. Ajaran al-Qur'an tidak dipedulikan. Namun, masa masih ada untuk semua kembali kepada ajaran al-Qur'an.