Rabu, 30 November 2011

Nabi Yunus

Yunus lahir dan besar di Syam. Ia kemudian berdakwa di Ninawa, tempat yang
diyakini  sekarang  berada  di  dekat  Mausul-Irak.  Kehadiran  Yunus  tak
mendapatkan  sambutan  baik  masyarakat  setempat.  Selama  lebih  tiga  puluh
tahun  menyeru  kebaikan,  dia  hanya  memperoleh  dari  dua  orang.  Rubil  dan
Tanukh.  Nyaris  Yunus  putus  asa.  Allah  pun  meminta  Yunus  untuk  berdakwah
lagi selama 40 hari.

Tak  ada  perubahan  yang  terjadi.  Maka  Yunus  memutuskan  untuk  pergi.
Sepeninggal  Yunus,  awan  hitam  pun  menggantung.  Suara  gemuruh
menggelegar.  Kaum  bencana  awan  panas  serta  petir  yang  menimpa  kaum
Madyan di masa Syuaib mungkin telah sampai pada mereka. Seluruh penduduk
pun  berkumpul  di  tanah  lapang  menyatakan  taubatnya  secara  sungguh.
Perlahan gumpalan awan itupun menipis hingga sirna.

Warga  Ninawa  berusaha  mencari  Yunus  kembali.  Yunus,  yang  tak  tahu
pertaubatan  itu  malah  pergi  menghindar  lantaran  khawatir  dibunuh.  Ia
kemudian  menumpang  sebuah  kapal.  Di  tengah  perairan,  kapal  pun  diguncang
topan. Keyakinan  masa itu, badai  datang karena para  penumpang kapal penuh
dosa.  Untuk  meredakan  badai  harus  dilakukan  pengorbanan.  Yunus  terpilih
untuk dikorbankan setelah diundi tiga kali.

Yunus  dilemparkan  ke  laut.  Tubuhnya  ditemukan  kembali  dalam  perut  ikan
yang  terdampar  di  pantai.  Atas  kuasa  Allah,  Yunus  ternyata  masih  hidup.
Setelah  sembuh,  ia  kembali  berdakwah  di  masyarakat  Ninawa  yang  kali  ini
menyambutnya dengan sangat baik.

Besar  kemungkinan  peristiwa  itu  terjadi  di  Laut  Hitam.  Sedangkan  ikan
penelan  Yunus  yang  paling  mungkin  adalah  paus.  Kisah  Yunus  mengajarkan
bahwa kebesaran  Allah tak mungkin sepenuhnya terjangkau oleh  perhitungan
biasa  manusia.  Juga  bahwa  ketekunan  (berdakwah)  pada  akhirnya  akan berbuah.


0 komentar:

Posting Komentar

Eimimo

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More